Nasihat Orang tua Vs Ustadz
Sewaktu SMP kira - kira umur 14/15 tahun saya selain sekolah SMP dari jam 7 pagi sampai jam 1 siang juga mengaji di Madrasah Diniyah dekat rumah saya. Saat itu kalau tidak salah saya kelas 2 SMP. Rutinitas saya setelah pulang sekolah ialah makan siang dan menyiapkan keperluan untuk Les dan Ngaji di Madrasah Diniyah.
Jam 1.15 saya pulang dari sekolah umum, sampai rumah kira - kira pukul 1.30 siang. Saya bergegas untuk makan siang, menyiapkan pakaian untuk Ngaji dan Les hari itu. Menyiapkan buku pelajaran untuk les. Dan segala macamnya.
Waktu menunjukan sudah hampir pukul 2 siang atau jam 14.00 , saya bergegas berpamitan kepada Mama saya, disini saya menyebutnya Mama untuk seorang Ibu yang melahirkan saya. Karena diajari dari kecil begitu. Saya berangkat hari itu jalan kaki, biasanya kalau engga naik sepeda ya jalan kaki, namun hari itu saya ingat sekali jalan kaki. Saya berjalan sekita 10 menitan dari rumah menuju masjid, yang kebetulan hari itu pelajaranya di serambi masjid. Disini di Madin (madrasah diniyah) ini saya merupakan salah satu siswa tertua karena rata² saat itu yang mengaji adalah anak - anak SD. Karena ketika SMP waktu ngaji terbentur dengan waktu LES.
Saat itu saya juga merasakanya, kebanyakan dari teman saya putus mengaji dan lebih mementingkan LES dari pada mengaji. Orang tua saya sedikit berbeda pandangan dari kebanyakan orang tua lainya. Ayah saya bersikeras untuk tetap jalan di keduanya. Ngaji jalan dan LES juga jalan. Dunia dan akhirat harus seimbang. Itu prinsip beliau untuk mendidik anak. Ingat sekali sewaktu di nasehatin " Masio ora mondok, kudu iso ngaji. Sekolah yo kudu pinter, ngaji raketan sitik yo kudu iso. Mergo, mbesok lek bermasyarakat wong sen iso ngaji senajan mung titik kuwi kangge". Begitu pesan beliau kepadaku.
Jam menunjukan pukul 15.00 tapi Ustadz pengajar belum juga datang, sudah lama menunggu mengobrol sambil bercerita dengan teman sesama santri. Hingga pukul 15.15 Ustadz datang, membuka kelas " Assalamualaikum wr. Wb. " kita semua langsung menjawab " wa alaikum salam wr wb." Dengan berdoa diawali dengan Syahadat, doa nabi musa kelas pun diawali. Sudah 5 menit berlalu lalu saya izin untuk pulang karena jadwal les saya sudah dimulai dari jam 15.00 . Alasan saya untuk tetap bertahan sampai jam 15.00 adalah untuk setidaknya pamitan kepada Ustadz kalau saya ingin Pergi Les. Karena tuntutan pelajaran SMP yang tidak saya fahami disekolah, akan saya perdalam di tempat Les itu.
Namun, ustadz saya tidak berkenan dan memarahin saya. Dengan nada yang tinggi dan sedikit menggertak. Kurang lebihnya seperti ini " Kamu Niat Ngaji apa Les ! . Ngaji lebih penting, bakale bakal dibawa mati, ilmune bermanfaat. Ngaji ilmune Gusti Allah banyak pahalanya" dst. Saya sudah tidak ingat lagi. Lalu teringat kata-kata Ayah saya. Kalau hidup itu harus seimbang, antara dunia dan akhirat. Saya pun berbicara kalau ini perintah orang tua. Masih bagus saya ngaji dan Les. Dari pada tidak ngaji dan hanya Les saja.
Kemudian saya tetap pulang untuk pergi les dan tetap meminta izin, meskipun tidak diizinkan dengan berat hati saya pergi menuju tempat les dan saat itu sampai di tempat les saya sudah telat 30 menit karena lesnya memang dimulai jam 15.00 dan saat itu kalau misalkan telat 30 menit atau telat permenitnya dihitung dihukum dengan menghafalkan pasal UUD 1945 yang tertera pada menit tersebut nah misalkan saya telat di menit 31 maka saya harus menghafal undang-undang dasar 1945 pasal 31 yang mana besoknya atau pada hari itu harus dikumpulkan kepada guru les guna memenuhi hukuman tersebut.
Terbukti hingga saat ini, saya tetap patuh dan hormat kepada guru saya, meskipun saya sudah lulus dari madrasah diniyah itu sebagai salah satu wisudawan pertama dari Madrasah Diniyah yang dipimpin oleh beliau. Karena kebetulan beliau gurunya saat itu merupakan kepala sekolah Madin.
Saat ini tetap berhubungan baik dengan saya, dengan keluarga saya, dengan ayah dan ibu saya. Dan ilmunya tetap bermanfaat menurut saya. Setidaknya hingga saya di korea ini, saya tetap berusaha Aktif di masjid kalau hari libur. Saya meyakini, bilamana Kita itu Hormat kepada Guru, siapapun beliau, apapun background beliau. Wajib bagi Santri, untuk taat dan patuh selama hal itu benar.
Dan saat ini, Madin sudah bertransformasi dengan Zaman, sudah relatif relaiable dengan situasi dimana Jam Masuk Madin sudah di geser ke jam 16.00 dan berkoordinasi dengan tempat Les, agar memudahkan santri tetap belajar ilmu Agama dan Ilmu pengetahuan Umum. Bersyukur sekali, punya Guru yang sangat tegas dan baik. Bersyukur sekali punya Ayah dan Mama yang kekeuh dengan pendidikan Anaknya.
Sekian tulisanku kali ini, terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat 😇
Posting Komentar untuk "Nasihat Orang tua Vs Ustadz"